Home » Di Balik Runtuhnya Silicon Valley Bank

Di Balik Runtuhnya Silicon Valley Bank

by Dani Irawan
281 views
Campaign Jurnal Zero Zero

Dunia keuangan global terguncang, pada Jumat pagi pukul 08:30, perdagangan saham Silicon Valley Bank (SVB) dihentikan, SVB dianggap telah mengabaikan upaya untuk segera mengumpulkan modal atau mencari pembeli. Regulator California turun tangan, menutup bank dan menempatkannya dalam kurator di bawah Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC). 

Sebelum perdagangan saham SVB dihentikan, Pada hari Rabu 08/03), SVB mengumumkan telah menjual banyak sekuritas dengan kerugian, dan juga akan menjual $2,25 miliar saham baru untuk menopang neracanya. Tindakan ini memicu kepanikan di antara perusahaan modal ventura utama, yang dilaporkan menyarankan perusahaan untuk menarik uang mereka dari SVB. Saham SVB mulai anjlok pada Kamis pagi dan pada sore hari menyeret saham bank lain turun bersamanya sehingga investor mulai takut akan terulangnya krisis keuangan 2007-2008.

Pengambilalihan oleh Federal Deposit Insurance Coorporation (FDIC) pada Jumat pagi hari patut diperhatikan, karena Regulator federal biasanya menunggu hingga pasar tutup untuk melakukan intervensi namun melihat kondisi SVB memburuk dengan cepat karena deposan menarik uang mereka secara besar – besaran sehingga SVB kolaps dan penutupan SVB tidak bisa dihindari.

Siapa Silicon Valley Bank

Didirikan pada tahun 1983, SVB berspesialisasi dalam perbankan untuk perusahaan rintisan teknologi (Start up Company). SVB menyediakan pembiayaan untuk hampir setengah dari perusahaan teknologi dan perawatan kesehatan di AS.

Meskipun relatif tidak dikenal di luar Lembah Silikon, SVB termasuk di antara 20 bank komersial Amerika teratas, dengan total aset $209 miliar pada akhir tahun 2022.

Bagaimana SVB bisa kolaps 

Runtuhnya Silicon Valley Bank di mulai dari kenaikan suku bunga agresif Federal Reserve selama setahun terakhir untuk menjinakan laju inflasi. The Fed bergerak agresif, dan biaya pinjaman yang lebih tinggi melemahkan momentum saham teknologi yang menguntungkan SVB. Suku bunga yang lebih tinggi juga mengikis nilai obligasi jangka panjang yang dimiliki oleh SVB selama era suku bunga yang sangat rendah dan mendekati nol. Pada saat yang sama, modal ventura mulai mengering, memaksa para investor untuk menarik dana yang dipegang oleh SVB. Sehingga SVB menderita kerugian obligasi yang belum direalisasi tepat saat laju penarikan dana oleh nasabah meningkat. Pada akhirnya suku bunga yang lebih tinggi memukul sektor teknologi dengan sangat keras, mengurangi nilai saham teknologi dan membuatnya sulit untuk mengumpulkan dana.

Solusi dan kebijakan Biden Administration 

Dalam langkah yang bertujuan melindungi ekonomi AS dan memperkuat kepercayaan publik pada sistem perbankan AS, pemerintahan Biden mengumumkan bahwa deposan Silicon Valley Bank akan memiliki akses ke uang mereka mulai Senin (13/03). Setelah menerima rekomendasi dari dewan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), Federal Reserve, dan berkonsultasi dengan presiden, Menteri Keuangan Janet Yellen pada hari Minggu menyetujui tindakan yang memungkinkan FDIC untuk menyelesaikan resolusi Bank Lembah Silikon, Santa Clara, California, dengan cara yang sepenuhnya melindungi semua deposan.

Yellen menyatakan : “berdasarkan kesepakatan bersama  yang dikeluarkan oleh departemen keuangan, Federal reserve dan FDIC Para deposan akan memiliki akses ke semua uang mereka mulai Senin, yaitu 13 Maret. Tidak ada kerugian yang terkait dengan resolusi Silicon Valley Bank (SVB) yang akan ditanggung oleh pembayar pajak,” “Kami juga mengumumkan pengecualian risiko sistemik serupa untuk Signature Bank, New York, yang ditutup hari ini oleh otoritas negara bagiannya. Semua deposan dari lembaga ini akan dibuat utuh, ”

 

Campaign Jurnal Zero Zero

Sahid Soedirman Center, Lt. 20A/E,
Jl. Jenderal Sudirman No 86
Kec. Tanah Abang, DKI Jakarta, 10220

Tentang Kami

Disclaimer : Semua informasi dan data yang tersaji dalam website ini, bukanlah merupakan anjuran / rekomendasi untuk membeli / menjual di pasar saham, forex, atau komoditas. Trading mempunyai potensi keuntungan serta resiko kerugian, oleh karena itu setiap investor dan trader harus membekali dirinya sendiri dengan pengetahuan yang cukup mengenai potensi keuntungan/ kerugian tersebut sebelum mengambil keputusan. Setiap keputusan transaksi harus merupakan keputusan personal sehingga tanggung jawabnya ada pada masing-masing personal yang membuat keputusan tersebut. tpfx.co.id tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun, baik itu yang mendatangkan keuntungan ataupun kerugian, dengan kondisi dan situasi apapun juga, yang diakibatkan secara langsung maupun tidak langsung.
Risk Disclosure : Perdagangan berjangka memiliki peluang dan resiko yang tinggi. Apabila anda hendak berinvestasi dalam perdagangan berjangka, anda terlebih dahulu harus mengerti dan memahami kegiatan perdagangan berjangka serta isi dari perjanjian dan peraturan transaksi.

© 2023. PT Trijaya Pratama Futures